Selasa, 15 Februari 2011
Kenapa Matra Udara Sering Dianaktirikan..
Melihat perkembangan militer di kawasan ASEAN yang sangat menggeliat akhir-akhir ini, mau tidak mau menuntut perubahan terutama dalam hal peremajaan Alutsista di tubuh TNI. Mengingat kesiapan Alutsista kita yang kurang dari 50% dengan catatan usia pakai yang sudah terlampau tua.

Konsentrasi pertahanan negara yang masih berkutat di darat membuat pertahanan nasional benar-benar sudah tidak relevan lagi dalam menghadapi serangan musuh yang sudah bertitik tolak pada kekuatan udara (Air Superiority). Seperti halnya Singapura yang luas wilayahnya tidak lebih dari luas Jawa Barat, nemun memiliki pertahanan udara yang menakutkan, mungkin apabila benar-benar terjadi bentrok konvensional dengan negri jiran tersebut, maka dengan mudahnya jet-jet super canggih mereka sekelas F-15 dan F-16 Blok-52 yang dilengkapi rudal udara ke udara maupun udara ke darat dengan proyeksi BVR (Beyond Visual Range) akan dengan mudahnya menaklukan Jakarta dari jarak yang tidak dapat dijangkau oleh alutsista apapun yang dimiliki RI saat ini, apalagi pertahanan udaranya yang cuma mampu melahap target sejauh maksimal 5 Km.

Negara ini terlampau luas wilayahnya, lebih dari 5.000 Km dari timur ke barat dan lebih dari 3.000 Km dari utara ke selatan, apalah artinya kekuatan darat ataupun laut yang mumpuni kalaupun terjadi serangan di bagian lain di negara ini dalam jangkauan yang jauh dari pusat komando, mudahnya secanggih-canggihnya kapal perang sekelas battle cruiser kelas kiev Russia akan kesulitan juga kalo terjadi "Fight" dengan Sukhoi RI apabila full loaded (bersenjata lengkap), apalagi cuma tank, jenis apapun ia tak akan sanggup menahan gempuran udara semisal Super Tucano yang segera diadposi TNI AU.

Dengan kekuatan udara yang mumpuni maka militer kita akan dengan mudah dan cepat menjangkau teritori negara kita yang sedang dimasuki musuh, saat ini era dirgantara bukannya kembali masa lalu yang berporos di darat dan dilaut. Panglima perang armada asia pasifik Jenderal Mc Arthur pun ambil bicara apabila suatu negara telah mampu menguasai kekuatan udara, maka akan dengan mudah menaklukan musuh dimanapun berada.

Keseriusan pemerintah untuk membuat hingga sepuluh skuadron Sukhoi dan 4 skuadron F-16, setidaknya untuk 5 s/d 10 tahun ke depan akan membuat daya tangkal yang luar biasa bagi musuh, apalagi ditambah beberapa unit batere rudal jarak menengah.
posted by kholifaur @ 21.35  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Palapa Oath (General Gadjah Mada): Sira Gadjah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gadjah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa" That was He Gadjah Mada General of Mangkubhumi wouldn't have broken the fast. He Gadjah Mada, "Had I conquered the archipelago, then I'd have broken the fast, Had I conquered Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, by then, I'd have broken the fast"
 
About Me

Name: kholifaur
Home: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
About Me: Menyukai dunia militer dari segala aspek, perkembangannya baik di dalam dan luar negeri
See my complete profile
Previous Post
Archives
Free Blogger Templates