Jumat, 18 Februari 2011
Mendesaknya dibuat satu batalyon rudal permukaan
Korea Utara, negara miskin dengan jumlah penduduk sekitar 1/3 penduduk Jawa Barat, saat ini sedang menjadi sorotan dunia karena aksinya mentorpedo kapal perang jenis korvet milik Korea Selatan yang menewaskan sekitar 40 serdadu lautnya, tidak itu saja negeri ginseng bagian utara tersebut pernah membombardier perbatasan sehingga menewaskan 2 orang pasukan Korsel penjaga perbatasan.

Geram dengan ulah negara tetangganya membuat Korsel dan seterunya AS melakukan show off latihan perang skala besar di perairan perbatasan, sekitar Laut Kuning. Ulah Korsel menyulut amarah Korut yang mengancam akan melancarkan perang suci.

Melihat ancaman serius Korut membuat Korsel gentar juga, ia meminta restu Amerika untuk memberi ijin meningkatkan jelajah rudal Hyunmoonya dari sebelumnya 300 Km menjadi 1.000 Km. Memang rudal tersebut merupakan hasil lisensi dari negeri Paman Sam sehingga pengembangannya tidak dapat dilakukan sembarangan, bak gayung bersambut, akhirnya Hyunmoo mampu melesat jauh sehingga mampu menghantan Pyongyang dalam sekali enter.

Alhasil Korutpun menawarkan opsi dengan mengajak berunding Korsel dan seterusnya. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari peristiwa yang sedang hangat terjadi ini adalah bahwa betapa tingginya efek deterence yang dihasilkan oleh jangkauan suatu rudal, semakin jauh ia, maka semakin tinggi pula pengaruh tangkalnya. Saya pernah berpikir kalau peperangan masa depan tidak akan melibatkan manusia lagi, cukup dengan mengirimkan rudal-rudal jarak jauhnya yang dilengkapi hulu ledak nuklir, maka dengan sekejap hancur luluhlah suatu negara beserta isi-isinya. Mengerikan sekali memang, namun apa boleh buat dalam menghadapi musuh, segala cara akan dilakukan demi keamanan nasional (National Security).

Mudah saja dalam menggertak suatu negara sekelas Amerika dengan beberapa buah rudal balistik berhulu ledak nuklir. Berapapun pesawat tempur atau apalah yang dimilikinya, maka akan nothing apabila rudal balistik nuklir telah berbicara.

Oleh karena itu pengembangan roket eksperimen yang telah memasuki tahap ujicoba sudah sepatutnya mendapat perhatian lebih dengan mengembangkan jangkauannya menjadi 300 Km (sesuai aturan internasional untuk jangkauan rudal) dan satu hal yang utama yaitu setidaknya dapat dipandu dan dilengkapi hulu ledak.
posted by kholifaur @ 20.43  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Palapa Oath (General Gadjah Mada): Sira Gadjah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gadjah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa" That was He Gadjah Mada General of Mangkubhumi wouldn't have broken the fast. He Gadjah Mada, "Had I conquered the archipelago, then I'd have broken the fast, Had I conquered Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, by then, I'd have broken the fast"
 
About Me

Name: kholifaur
Home: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
About Me: Menyukai dunia militer dari segala aspek, perkembangannya baik di dalam dan luar negeri
See my complete profile
Previous Post
Archives
Free Blogger Templates