Jumat, 21 Agustus 2009
Indonesian Scientific Journal Database (ISRA)

Kepala LIPI Prof. Dr. Umar Anggara mengamati radar ISRA saat peluncuran di Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna Subang, Kamis (20/8).
LIPI Luncurkan Radar Pengawas Pantai (photo : Gatra)


SUBANG (SI) – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meluncurkan prototipe radar pengawas pantai (Indonesian sea radar) saat merayakan ulang tahunnya yang ke-42 di Balai Besar Pembangunan Teknologi Tepat Guna (B2PTTPG),Subang,kemarin.

Radar yang diberi nama Indonesian Scientific Journal Database (ISRA) ini merupakan prototipe I dan satu-satunya radar pengintai kapal asing ilegal di perairan hasil karya anak bangsa. Selain untuk mengidentifikasi keberadaan kapal asing ilegal yang berlayar di perairan Indonesia, radar ini juga bisa mendeteksi aksi perompak dan kejahatan lainnya serta untuk mendeteksi terjadinya kecelakaan.

“Teknologi ini bisa mendeteksi kapal-kapal yang berada di wilayah perairan kita, sehingga kalau ada kapal asing ilegal dan kecelakaan laut, kita bisa mendeteksi. Misalnya, ada kapal yang hilang,kita bisa pantau apakah tenggelam atau apakah karena sebab lainnya,” ungkap Kepala Bidang Telekomunikasi Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI Mashury Wahab. Koordinator yang membidani pembuatan teknologi ini memaparkan, radar pengawas pantai itu mulai diteliti sekitar 20 ahli pertengahan 2006 dengan menghabiskan dana sekitar Rp4 miliar.

Radar itu sudah diuji coba di laboratorium LIPI, Lapangan TNI Cimahi, dan pada Agustus-November 2009 akan diuji coba kembali di Cilegon,Banten. Mashury mengungkapkan, sistem kerja radar ini adalah dengan memanfaatkan sinyal yang ada di alat dengan dipancarkan ke objek (kapal). Kemudian, sinyal dipantulkan balik ke objek penerima (radar) dengan frekuensi diturunkan dari 9,4 GHz menjadi 2 MHz. Hasil pemantulan balik ini akan diubah menjadi data digital untuk diolah di komputer.

Data inilah yang kemudian digunakan untuk mencari posisi kapal. Kehebatan lain dari radar ini, ujar Mashury, adalah menggunakan teknologi Frequency Modulated Continuous Wave (FM-CW). Sehingga,konsumsi daya dan ukuran radar yang dipergunakan jauh lebih kecil dari radar biasa.Namun, jelas Mashury, jarak jangkauan kerja radar ini justru semakin luas, yakni dengan diameter cover area mencapai 64 km. Dengan kehadiran radar ini, kata Mashury, akan mampu meningkatkan pengawasan daerah perairan Indonesia.

Apalagi, radar yang dimiliki Indonesia saat ini baru sekitar 30 unit yang dipasang di sepanjang perairan Indonesia. Padahal, untuk mengintensifkan pengawasan keamanan perairan, idealnya dibutuhkan sedikitnya 96 unit radar. Semua radar itu, ujar dia,merupakan buatan luar negeri. Meski demikian, Mashury mengaku, sampai tahun 2011 mendatang, LIPI hanya mampu memproduksi tiga unit radar jenis prototipe I ISRA tersebut.Hal itu disebabkan harga komponen penyusun radar cukup mahal serta waktu pembuatannya yang cukup lama.

Tahun depan, ungkap dia,TNI AL juga meminta dibuatkan radar untuk perlengkapan operasional kapal dengan fasilitas perlengkapan lebih variatif. “Radar yang kita buat untuk TNI AL itu dengan versi lain, seperti radar untuk memantau di udara dan memandu penembakan,” jelasnya.

Kepala LIPI Umar Anggara Jenie menjelaskan, radar pengawas pantai ini memiliki peranan penting untuk aplikasi sipil maupun militer. Sebab, menurut dia, radar ini dapat digunakan untuk mengatur lalu lintas transportasi laut dan udara. (annas nashrullah/sofian dwi)

(Seputar Indonesia)
posted by kholifaur @ 23.29  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Palapa Oath (General Gadjah Mada): Sira Gadjah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gadjah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa" That was He Gadjah Mada General of Mangkubhumi wouldn't have broken the fast. He Gadjah Mada, "Had I conquered the archipelago, then I'd have broken the fast, Had I conquered Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, by then, I'd have broken the fast"
 
About Me

Name: kholifaur
Home: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
About Me: Menyukai dunia militer dari segala aspek, perkembangannya baik di dalam dan luar negeri
See my complete profile
Previous Post
Archives
Free Blogger Templates