Minggu, 20 September 2009
Roket KAL 122mm-D230 Karya Anak Bangsa Meluncur di Pandanwangi


Hari Senin, 31 Agustus 2009, suasana di Hotel Grand Aloha Lumajang begitu berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Pukul 05.30 WIB, para undangan sudah siap naik bus dan beberapa kendaraan lainnya menuju area uji tembak pandawangi.

Tepat pukul 07.30 WIB, lokasi pendaratan helikopter telah dipersiapkan oleh petugas TNI-AL yang khusus didatangkan dari Surabaya dan petugas TNI-AU dari Lanud Abdul Rahman Saleh sebagai pendamping. Tanda kekanan dan kekiri dilambaikan dan sesekali perintah melalui komunikasi HT dilakukan oleh petugas untuk mengarahkan kemana helikopter harus mendarat. Pintu Heli dibuka Pabungkol [protokol] dan Paban III Srena memberi hormat kepada rombongan yang terdiri dari KASAL didampingi Dankormar, Danpuspenerbal, Asrena, Aslog dan ADC dan Mennegristek Kusmayanto Kadiman serta Deputi Bidang Program Riptek Teguh Rahardjo.

Kehadiran rombongan di Lapangan Uji tembak TNI-AU Pandanwangi – Lumajang, Jawa Timur ini, dalam rangka memberi apresiasi kepada anak bangsa yang sejak tahun 2004 s/d tahun 2009 telah bekerja keras dalam kegiatan pengembangan teknologi kedirgantaraan.

Tim D230 yang terdiri dari LAPAN, BPPT, ITB, PT DI, PT PINDAD dan PT LEN telah berkomitmen bahwa: pertama, seluruh potensi dan pengalaman yang dimiliki ,akan didedikasikan untuk pengembangan teknologi peroketan guna mendukung pertahanan dan keamanan negara; kedua untuk merealisasikan cita-cita tersebut hanya dapat dilakukan dengan sinergi antar litbang, industri dan perguruan tinggi dan KNRT sebagai koordinator; dan ketiga, semangat untuk mewujudkan Roket Kal 122mm D230 jangkaun 20-30km berdasarkan OPSREQ USER tetap dikembangkan kearah RX 1215-15km dan RX 2020-44km menjadi guided untuk tahun 2010. Upaya TIM D230 memang saat ini baru dapat membuktikan RX 1210 – 11km, RX 1213 – 12km folded fin dan RX 1213/1210 - 18km fixed fin separasi.

Proses perancangan, pembuatan prototype dan pengujian teknis memang diperlukan waktu yang cukup, tetapi keputusan untuk membuat sendiri Roket Kal 122mm jangkauan 20-30 Km merupakan keberanian. Tantangan yang menarik bagi KNRT adalah: pertama, menjembatani berbagai kepentingan dengan hasil D230 dan yang kedua mendorong pola pikir dari pengembangan menjadi industri yang sudah tentu perlu strategi dalam penjabaran ke bahasa User atau Customer.

Mennegristek dan KASAL serta undangan lain dari TNI-AU/AD, BUMNIS, LPND begitu antusias menyaksikan uji terbang yang sekaligus membuktikan secara phisik bersama-sama terutama jarak jangkau. Dari hasil pantauan tim teknis jarak jangkau masih dibawah target, untuk itu TIM D230 perlu berupaya lebih keras lagi untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pihak User.

Produk D230 ini adalah merupakan bentuk itikad positif dan keseriusan terutama pada tahun 2008 Mennegristek telah memberikan tantangan pada TIM D230 untuk diubah menjadi peluang yang dapat dibuktikan kepada user, terutama dalam mengembangkan teknologi kedirgantaraan dengan pola “ABG”. Dari sisi pengguna atau user telah menunjukkan semangat untuk mengadopsi hasil produk dalam negeri yang ditandai dengan penandatanganan MoU antara Mennegristek dengan KASAL terutama untuk kemandirian industri pertahanan dalam negeri dengan kualitas yang sudah hampir pasti dapat dilakukan oleh anak bangsa ini jika dibandingkan dengan produk luar negeri.

Guna menjaga keberlanjutan program serta mempertahankan semangat untuk merealisasi D230, maka dalam kesempatan uji luncur, Mennegristek telah menyampaikan secara simbolis 1 [satu] buah model D230 dan 4 buah roket Kal 122mm D230 RX 1210 serta 1 buah multi launcher kepada KASAL untuk dapat digunakan dalam tugas sebagai pengamanan NKRI yang secara teknis dalam waktu dekat akan dikirmkan ke Batuporon Madura milik TNI-AL.(ad-ptei/humasristek)

(Ristek)
posted by kholifaur @ 16.50  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Palapa Oath (General Gadjah Mada): Sira Gadjah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gadjah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa" That was He Gadjah Mada General of Mangkubhumi wouldn't have broken the fast. He Gadjah Mada, "Had I conquered the archipelago, then I'd have broken the fast, Had I conquered Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, by then, I'd have broken the fast"
 
About Me

Name: kholifaur
Home: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
About Me: Menyukai dunia militer dari segala aspek, perkembangannya baik di dalam dan luar negeri
See my complete profile
Previous Post
Archives
Free Blogger Templates