Jumat, 25 Maret 2011
Perlunya satuan AWACS
Perang antara pasukan koalisi dengan rezim Moammar Khadafi yang erat kaitannya dengan penghancuran artileri udara atau kekuatan militer berbasis udara. Kita saksikan saja jet-jet tempur canggih Rafale, F-16 Blok D, dan tak ketinggalan AWACS.

Kenapa dalam pertempuran ini peran AWACS boleh disebut memiliki peran strategis..? Pertama AWACS itu sendiri berfungsi sebagai peringatan dini terhadap obyek yang berada di wilayah udara, sepeti pesawat tempur, rudal permukaan, atau rudal udara-udara. Kedua sebagai kontrol bagi teman baik itu yang berada di udara, laut, atau darat. Karena bagaimanapun juga AWACS memiliki jangkauan hingga 400 Km yang meliputi wilayah darat, laut, dan udara.

Oleh karena itu tugas AWACS sebagai kapal patroli sangat penting, terutama bagi negara yang memiliki wilayah yang luas seperti Indonesia, tetapi saat ini kita hanya mengandalkan pesawat yang hanya memiliki fungsi patroli maritim dimana fungsi utamanya untuk mengawasi laju kapal perang dan kapal selam bagi yang dilengkapi tambahan sonar untuk ASW (Anti Sub Marine Warfare).

Memang saat ini kita (PT. DI) telah mampu mengembangkan CN 235 versi MPA (Maritime Patrol Aircraft) yang dapat menampilakn data visual obyek yang berada di laut atau darat. Lain halnya dengan fungsi AWACS yang memantau pergerakan obyek di udara, semisal jangkauan maksimal radar Sukhoi sekitar 80 mil, dapat dibantu dengan adanya fungsi AWACS apabila ada musuh yang masuk pada diluar jangkauan radar Sukhoi, sehingga Sukhoi kita dapat dengan segera mengintercept atau mempersiapkan combat systemnya lebih awal.

Saya optimis apabila ada dukungan pemerintah CN 235 pun dapat difungsikan seperti AWACS, toh untuk mendapatkan radarnya sudah banyak dijual di pasar ekspor senjata. Semoga kedatangan AWACS dapat terealisasi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
posted by kholifaur @ 02.15  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Palapa Oath (General Gadjah Mada): Sira Gadjah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gadjah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa" That was He Gadjah Mada General of Mangkubhumi wouldn't have broken the fast. He Gadjah Mada, "Had I conquered the archipelago, then I'd have broken the fast, Had I conquered Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, by then, I'd have broken the fast"
 
About Me

Name: kholifaur
Home: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
About Me: Menyukai dunia militer dari segala aspek, perkembangannya baik di dalam dan luar negeri
See my complete profile
Previous Post
Archives
Free Blogger Templates