Minggu, 14 Agustus 2011
MEF yang ideal guna mengimbangi peningkatan kekuatan India, China, dan beberapa negara ASEAN
Konflik Kepualauan Spratley oleh China dengan beberapa negara ASEAN setidaknya memaksa Indonesia untuk turut andil guna membantu setidaknya mengurangi ketegangan di kawasan bersengketa tersebut. Walaupun dalam letak geografis Indonesia tidak begitu terpengaruh oleh konflik tersebut.

Pengaruh dari konflik Spratley telah mendorong beberapa negara di kawasan ASEAN untuk berlomba-lomba meningkatkan kemampuan armada tempurnya. Sebut saja Vietnam dengan pembelian senjata 6 kapal selam diesel elektrik kelas Kilo dan 24 Sukhoi 30 dari Rusia, Malaysia dengan tambahan 2 kapal selam disesel elektrik kelas Scorpen dari Perancis, serta yang baru-baru terjadi Filipina yang dalam beberapa tahun belakangan jarang membeli alutsisa lethal ikut-ikutan menambah 2 unit sekelas fregat kapal perang penjaga pantai ex US coast guard.

Indonesia dalam hal ini bertindak sebagai "Yang dituakan" di kawasan ASEAN sudah seharusnya memberikan perhatian lebih tidak hanya sekedar urusan diplomatik. Peningkatan anggara pertahanan kawasan ASEAN sudah sepatutnya diimbangi dengan adanya tambahan alutsista baru TNI yang apabila kita tracking melalui situs-situs internet tidak ada yang benar-benar lethal atau tidak sebanding dengan luas wilayah dan jumlah penduduk terbesar di ASEAN. Hal ini dapat dibandingkan dengan sebagai contoh Singapura negara kecil dengan luas hampir sama dengan Jawa Barat memiliki sejumlah alutsista yang mematikan dan boleh dibilang berlebih jika dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya.

Bagaimana dengan Indonesia yang digadang-gadang akan memenuhi prinsip MEF untuk alutsistanya. Berikut penjelasan MEF menurut beberapa sumber dan prediksi dari saya pribadi :

TNI AD :
> Jumlah personel 328.517 reguler dan 400.000 cadangan
> MBT jenis T-90: 150 unit, Light Tank jenis Scorpion: 500 unit, IFV jenis K-20: 1.000 unit, APC jenis Anoa: 1.000 unit, Panser Kanon jenis tarantula: 250 unit
> Helikopter serbu berat jenis Mi-35: 20 unit, helikopter serbu ringan jenis NBO-105 30 unit, helikopter serbu angkut personel jenis Mi-8 30 unit, helikopter angkut jenis Super Puma 20 unit.
> 5 Batalion Arhanud dengan kemampuan sekelas S-300 Triumph ditempatkan di Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, dan Makassar.

TNI AL :
> 2 Kapal Selam Tipe 209, 4 Kapal Selam Kelas Changbogo, 4 Kapal Selam Kelas Kilo
>10 Fregate dengan kemampuan anti udara 8 X C-805, 8 X Mistral, anti permukaan 8 X P-800 Onyx Yakhont, dan anti kapal selam dengan 8 X SUT torpedo dan Roket RBU 6000, selain itu juga dilengkapi meriam oto melara, penangkis serangan udara sekelas Phalanx, dan masing-masing 1 helikopter ASW jenis NAS 332 Super Puma.
> 20 Korvet dengan kemampuan anti udara 8 X Mistral, anti permukaan 8 X C-802, anti kapal selam 8 X SUT torpedo, meriam oto melara dan penangkis serangan udara sekelas Phalanx, masing-masing dilengkapi 1 helikopter ASW jenis NBO 105.
> 20 Kapal Cepat Rudal dengan kemampuan anti udara sekelas Phalanx, anti permukaan dengan 8 X C-705, dan anti kapal selam Roket RBU 6000.
> 10 LSD kelas Makassar
> 10 LST
> 1 LHD sekelas Canberra class
> 10 unit CN 235 MPA
> 5 unit CN 235 ASW dilengkapi 4 X rudal Harpoon
> 20 unit CN 219 MPA
> 10 unit helikopter NAS 332 untuk angkut personel
> 5 unit CN 235 untuk angkut personel (Paratroopers)

TNI AU :
> 36 unit F-16 Blok C/D
> 24 unit SU 30
> 16 unit F-50 Golden Eagle
> 16 unit Super Tucano
> 12 unit F-5 tiger
> 40 unit Hawk 100/200
> 4 unit CN 235 AWACS
> 8 unit Hercules versi tanker
> 40 unit Hercules tipe J (Angkut Personel)
> 1.000 unit QW 3 rudal manpads untuk Paskhas
posted by kholifaur @ 17.57  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Palapa Oath (General Gadjah Mada): Sira Gadjah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gadjah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa" That was He Gadjah Mada General of Mangkubhumi wouldn't have broken the fast. He Gadjah Mada, "Had I conquered the archipelago, then I'd have broken the fast, Had I conquered Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, by then, I'd have broken the fast"
 
About Me

Name: kholifaur
Home: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
About Me: Menyukai dunia militer dari segala aspek, perkembangannya baik di dalam dan luar negeri
See my complete profile
Previous Post
Archives
Free Blogger Templates