Jumat, 27 Agustus 2010
PTDI dan XIAN China Kerjasama Industri Pesawat Terbang
XIAN MA-60 Merpati Nusantara Airlines

JAKARTA - Menteri BUMN Mustafa Abubakar menuturkan adanya peluang kerja sama industri pesawat terbang milik Cina, Xi'an dengan BUMN industri pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Menurut Mustafa, Xi'an berminat untuk melakukan kerja sama dalam hal pembiayaan, desain, produksi, dan pemasaran pesawat PTDI.

"Diharapkan PTDI dan Xi'an dapat menjalin kerja sama strategis. Kita tidak hanya ingin membeli pesawat mereka, tapi yang penting, kerja sama dengan mereka untuk bekerja sama dengan industri pesawat terbang kita," tutur Mustafa saat ditemui pada acara Lebaran Fair 2010 di JCC, Jakarta, Rabu (25/8/2010).

Menurutnya, nanti diharapkan Xi'an bisa membeli pesawat produk PT DI karena mereka dianggap juga membutuhkan pesawat-pesawat kecil berkapasitas 20-50 kursi. "Mereka nanti bersedia kerja sama di pembiayaan, desain, produksi, pemasaran, bukan hanya di kedua negara ini, tapi juga di region, ASEAN. Kita lakukan win-win solution," ujarnya.

Meski berencana bekerja sama dalam pembiayaan, tapi menurutnya belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai jumlah pendanaan yang akan diberikan. Tapi, lanjutnya, sesuai komitmen pemerintah Cina yang disebutkan beberapa waktu lalu, pemerintah Cina menyediakan USD35 miliar guna mengimbangi neraca perdagangan kedua negara. Dana tersebut akan cenderung dipakai untuk produk teknologi tinggi, seperti senjata dan pesawat terbang.

"USD 35 miliar ini bisa digunakan untuk membeli produk-produk Indonesia, produk yang hightech (teknologi tinggi), seperti senjata dan pesawat terbang. Nah diharapkan produk PTDI ini bisa dibeli mereka, sehingga bisa mengimbangi neraca perdagangan kita," tuturnya.

Sekedar informasi, Xi'an dikabarkan akan menjual 15 pesawat MA60 mereka kepada PT Merpati Nusantara yang akan segera didatangkan ke Indonesia.(wdi)

(Okezone)
posted by kholifaur @ 13.43   0 comments
Sabtu, 21 Agustus 2010
Pemerintah Indonesia dan India Kerjasama Antariksa
Skema Spaceport untuk Wahana Ruang Angkasa

Bogor - Pemerintah Indonesia dan India menjalin proyek kerja sama dalam bidang antariksa. Pembentukan komite bilateral tersebut adalah wujud implementasi dari proyek kerja sama bidang teknologi dan aplikasi antariksa. Kedua tim komite hadir di Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, pertengahan Agustus ini.

Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia mengajukan permohonan kepada India untuk memindahkan kepemilikan stasiun TT & C Lapan-ISRO (Lembaga Antariksa India) di Biak, Papua, kepada Indonesia. Kesepakatan tersebut tertuang dalam Rapat Komite Kerja Sama Indonesia dan India yang digelar di Bali, yang ditandatangani Sekretaris Utama Lapan Bambang Koesoemanto dan Direktur ISTRAC (Jaringan Komando dan Tracking ISRO SK Shivakumar.

Keinginan Indonesia tak langsung diamini. Sebab proses perpindahan kepemilikan harus dilakukan di level pemerintahan, yang memakan proses diplomasi antarpemerintah selama dua bulan. Bila disetujui, India akan menyiapkan proposal persetujuan untuk perpindahan stasiun TT & C tadi.

Sejalan dengan proses perpindahan kepemilikan satelit, India meminta Indonesia mengembangkan kerja sama di beberapa bidang kedirgantaraan. Di antaranya meliputi identifikasi tempat pembangunan antena TT & C satelit baru dengan ketinggian 40 meter di Biak, pengoperasian stasiun bumi satelit yang dapat dipindahkan, perolehan data satelit penginderaan jauh IRS, Cartosat, dan Oceansat-2.(Sumber : Liputan 6)
posted by kholifaur @ 22.08   0 comments
Selasa, 17 Agustus 2010
New Light Frigate by PT. PAL
Frigate Sigma Class 10514 series

Indonesia Bangun Kapal Perang Tempur Modern

PT PAL akan bekerja sama dengan perusahaan galangan dari Belanda.

VIVAnews - Pemerintah Indonesia meresmikan pembangunan kapal perang produksi dalam negeri, 'Light Fregat-Perusak Kawal Rudal'. Kapal ini merupakan kapal perang tempur modern pertama yang akan dibuat Indonesia.

"Ini adalah langkah awal industri pertahanan Indonesia untuk maju," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin 16 Agustus 2010.

Meski pembangunan kapal Fregat seperti ini telah dilakukan di tempat lain, namun ini bukti keseriusan Indonesia mempertahankan kedaulatan dan negara kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Purnomo, pembangunan kapal perang ini diperkirakan menghabiskan dana sebesar US$ 220 juta dengan lama pembangunan selama empat tahun.

Kemenhan akan menyerahkan sepenuhnya pembangunan kapal ini kepada PT PAL selaku industri pertahanan dalam negeri. "Pembangunan diserahkan sepenuhnya pada PT PAL dengan memaksimalkan konten lokal," kata dia.

Menurut dia, kapal PKR ini dibangun di divisi kapal perang. "Dimana manajemen dan organisasi proyek yang meliputi mesin, pengadaan, konstruksi, dan keuangan dikelola secara terpisah dari kegiatan korporasi PT PAL," kata dia.

Dalam pembangunan kapal Fregat ini, kata dia, PT PAL tak akan sendirian, tapi akan bekerja sama dengan perusahaan galangan dari Belanda, Damen-Schelde sebagai pemenang tender pembangunan kapal.

Ada beberapa kesepakatan antara Kemenhan dengan Damen-Schelde, Belanda sebagai pemenang tender. Seperti, hak paten desain kapal perang PKR yang dipersenjatai dengan berbagai jenis rudal menjadi milik bersama Kemenhan dengan pemenang tender.

Kemenhan dan PT PAL juga memiliki hak untuk menjual kapal yang sama ke negara ASEAN dan Asia.

Spesifikasi Kapal PKR

Kapal PKR dirancang untuk bisa digunakan dalam beberapa misi operasi, antara lain peperangan elektronika, peperangan anti udara, peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan, bantuan tembakan kapal. Kapal perang PKR juga dilengkapi dengan rudal SAM, SSM, dan rudal anti kapal selam.
Kapal tersebut dilengkapi dengan perlengkapan persenjataan diantaranya meriam kaliber 76 sampai 100 mm dan kaliber 20 sampai 30 mm, peluncur rudal ke udara, helipad di deck kapal, dan senjata torpedo serta perlengkapan pendukung lainnya.

Panjang keseluruhan kapal 105 meter, lebar 14 meter, kedalaman 8,8 meter, kecepatan 30/18/14 knot dengan kekuatan mesin utama 4 X 9.240 kekuatan kuda (horse power).

Kapal mampu menampung 100 hingga 120 awak kapal. Kapal ini juga mampu beroperasi hingga batar terluar Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, baik sendirian maupun mengawal kapal lainnya. (sj)

(Vivanews)
posted by kholifaur @ 05.23   0 comments
Palapa Oath (General Gadjah Mada): Sira Gadjah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gadjah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa" That was He Gadjah Mada General of Mangkubhumi wouldn't have broken the fast. He Gadjah Mada, "Had I conquered the archipelago, then I'd have broken the fast, Had I conquered Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, by then, I'd have broken the fast"
 
About Me

Name: kholifaur
Home: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
About Me: Menyukai dunia militer dari segala aspek, perkembangannya baik di dalam dan luar negeri
See my complete profile
Previous Post
Archives
Free Blogger Templates