Minggu, 31 Mei 2009
Pesawat Amphibi Buatan Indonesia


29 Mei 2009, Bandung -- PT Dirgantara Indonesia (PT DI) kembali membuat gebrakan baru di dunia penerbangan nasional. Setelah ada rencana kerja sama dengan BP Migas untuk mensupport moda transportasi udara di bidang perminyakan nasional, PT DI berencana meluncurkan produk teranyar mereka, yaitu pesawat amfibi.

"Untuk mendukung kerja sama dengan BP Migas kita tidak hanya maintenance unit-unit lama, namun juga membuat unit baru yang mendukung industri perminyakan nasional seperti pesawat amfibi," ujar Andi Alisjahbana, Direktur riset dan pengembangan teknologi PT DI yang ditemui disela-sela rapat kerja PT DI dan BP Migas pada Jumat (29/5/2009).

Andi menuturkan kelebihan dari pesawat tipe amfibi adalah kemampuannya untuk menjelajah medan yang sulit dijangkau pesawat biasa dengan biaya operasional yang minim.

"Pesawat amfibi buatan PT DI ini nantinya akan digunakan oleh BP Migas untuk memperlancar pekerjaan-pekerjaan di wilayah perairan laut, apalagi Indonesia adalah negara yang memiliki banyak laut," ujar Andi. Terkait dengan efektivitas biaya, Andi menuturkan penggunaan pesawat amfibi bisa menekan biaya operasional sampai 50 persen ketimbang menggunakan helikopter.

Pesawat amfibi ini akan dioperasikan oleh BP Migas mulai 2012, namun Andi belum bisa menyebutkan berapa banyak jumlah pesawat yang diproduksi. "Prototipe pesawatnya sudah jadi dan sudah diuji coba, untuk launchingnya memang masih agak lama karena sejumlah komponen kita impor dari Eropa," tuturnya.

Andi juga tidak memungkiri bila pesawat amfibi berkapasitas 14 penumpang termasuk pilot ini, nantinya akan dipasarkan selain ke BP Migas.

"Nantinya kita akan pasarkan produk ini lebih luas lagi, tapi untuk sementara tetap menjurus ke perusahaan-perusahaan yang memang aktivitasnya membutuhkan akses ke daerah-daerah sulit jangkau, bukan ke penerbangan komersil," pungkasnya.

(detikNews)
posted by kholifaur @ 02.50   0 comments
Simulator Meriam 57mm/S-60 Produk Unggulan Litbang Angkatan Darat


Dengan latar belakang instruksi Presiden RI dan kebijakan Menteri Pertahanan RI tentang pengadaan Alutsista Litbang TNI – Angkatan Darat termasuk Pusat Kesenjataan Arteleri Pertahanan Udara (PUSSENARHANUD) Kodiklat TNI AD senantiasa menggiatkan inovasi dan kreativitas untuk melengkapi dan memodernisir persenjataannya.

Pussenarhanud Kodiklat mampu menciptakan Simulator Meriam 57 mm/s-60 yang merupakan produk unggulan Litbang TNI – Angkatan darat. Pengalaman selama ini telah membuktikan bagaimana ketergantungan terhadap Alutsista produk negara asing banyak merugikan TNI.

Memang tidak satupun negara di dunia ini yang sanggup mandiri secara hakiki dalam melengkapi kebutuhan Alutsistanya, tetapi sudah waktunya TNI mengurangi ketergantungan itu dengan memberdayakan kemampuannya dan memanfaatkan produk pabrikan dalam negeri, tidak selalu mengandalkan produk negara asing untuk melengkapi dan memodernisir persenjataan TNI.

Dalam masalah kemandirian alat pertahanan, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono telah berpesan kepada Menteri Pertahanan RI (Menhan) Yuwono Sudarsono untuk konsisten terhadap kebijakan pemerintah selama ini yang bertekad untuk mengedepankan produk dalam negeri, tentunya termasuk memberdayakan Litbang untuk berinovasi dan berkreasi Presiden mengajak seluruh komponen bangsa khususnya BUMN industri strategis kita menunjang kepentingan pertahanan negara, untuk bekerjasama agar kemandirian dalam bidang pertahanan, khususnya mengenai Alutsista dapat terealisir. Walaupun pemerintah akan menyerap sebanyak mungkin produksi persenjataan dalam negeri, namun SBY tetap mengingatkan agar industri dalam negeri terus melakukan kerjasama alih teknologi dengan industri asing.

Dengan latar belakang instruksi Presiden RI dan kebijakan Menteri Pertahanan RI tentang pengadaan Alutsista Litbang TNI – Angkatan Darat termasuk Pusat Kesenjataan Arteleri Pertahanan Udara (PUSSENARHANUD) Kodiklat TNI AD senantiasa menggiatkan inovasi dan kreativitas untuk melengkapi dan memodernisir persenjataannya. Pussenarhanud Kodiklat mampu menciptakan Simulator Meriam 57 MM/S-60 yang merupakan produk unggulan Litbang TNI – Angkatan darat.

Simulator Meriam 57MM/S-60 merupakan wahana efektif dan efisien untuk melatih awak 3 (azimuth dan penembakan) dan awak 4 (elevasi) dalam mengoperasikan Meriam 57MM/S-60. Parameter pengoperasian yang dilakukan awak lainnya dimodelkan dengan perangkat lunak berbasis komputer.

Simulator ciptaan prajurit – prajurit TNI ini dalam aplikasinya menggunakan Meriam 57MM/S-60 manual (tanpa AKT). Medan latihan, yang digunakan sesuai (mendekati) kondisi di lapangan. Variasi serangan (serangan udara datar, tukik, lempar jarak jauh, lempar vertikal, lempar lewat sasaran, heli tempur, dan lain-lain). Memodelkan perilaku tembakan berbasis sudut tangguh, berbantuan perangkat lunak berbasis komputer. Pentahapan dan penjenjangan tingkat kesulitan profile serangan dapat disesuaikan. Kemampuan teknis bisa dikembangkan (upgradable).

Simulator ini memiliki fitur wahana pelatihan efisien, efektif dan meminimumkan resiko. Produk hasil proses Lakgiat Litbang yang terkoordinasi. Perpaduan komponen/perangkat Comercial Off The Self (COTS) dan komponen produksi dalam negeri (local content) yang optimal.

Memanfaatkan basis teknologi yang dapat diperbaharui dan dikembangkan (upgradable)
Gambaran Pengoperasiannya. awak 3 (azimuth dan penembakan) mengoperasikan pergerakan azimuth dan pedal tembak, sesuai operasi sesungguhnya, dengan LCD untuk visualisasi kolimator azimuth, sasaran tembak dan medan latihan.

Awak 4 (elevasi) mengoperasikan pergerakan elevasi laras, sesuai operasi sesungguhnya, dengan LCD untuk visualisasi kolimator elevasi, sasaran tembak dan medan latihan. Pelatih berposisi pada instruktur (Instructor Station), bertugas untuk memandu, menginisialisasi, memvariasikan sasaran, memonitor dan melaporkan hasil pelatihan. Latihan difokuskan pada koordinasi dan sinkronisasi pengendalian gerak antara awak azimuth dan awak elevasi.

Untuk menjalankan tugas instruktur, perangkat Instructor Station dilengkapi dengan fasilitas untuk mendukung pengoperasian. Beberapa contoh tampilan fasilitas tersebut ditunjukan pada gambar berikut :
• Sensor Pergerakan azimuth
• Sensor pergerakan elevasi
• Sensor penembakan
• Komputer industrial, WinXP, Memory 2 GB, HD 80GB, dan perangkat tambahan
• LCD awak azimuth
• LCD awak elevasi
• Sound System 5.1
• Main power supply elektrik

Sumber : PATRIOT
posted by kholifaur @ 01.04   0 comments
Rabu, 13 Mei 2009
PT. Dahana, a step to make the missile war head
Dahana Berhasil Patenkan Alat Pencampur Bahan Peledak


Penemuan (invention) yang diberi judul Alat Pencampur Bahan Peledak Dengan Aliran Udara Bertekanan ditemukan oleh empat orang karyawan PT Dahana (Persero). Kegunaan temuan ini untuk membantu mencampur bahan peledak dengan menghilangkan bagian atau komponen yang bergerak sehingga berpotensi menimbulkan ledakan. Hal ini dibantu dengan semprotan udara (airjet mixer).



Bagi PT Dahana (Persero), penemuan ini merupakan yang ketiga dalam bidang invention. Sebelumnya, putra-putra terbaik Dahana juga telah menemukan teknologi Komposisi dan proses pembuatan Bahan Peledak Emulsi Curah tipe air dalam minyak dan berhasil mendesain kelongsong dayagel seismic. Secara keseluruhan Dahana telah memiliki delapan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).



Menurut salah seorang inventornya yang juga menjabat Deputi Direktur Teknologi & Produksi Pudji Suprapto berharap paten ini dapat digunakan untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada konsumen dengan tingkat keselamatan yang jauh lebih tinggi. “Semoga hasil penelitian ke depan bisa lebih berdayaguna dan bernilai komersil untuk perusahaan,” tuturnya.



Sebagaimana diketahui, PT Dahana (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang industri strategis yang memberikan layanan bahan peledak yang terpadu untuk sektor Migas, Pertambangan Umum, Kuari dan Konstruksi. Dahana telah berpengalaman lebih dari 40 tahun dan didukung oleh fasilitas lengkap, teknologi terkini dan SDM yang terbaik.


HaKI PT Dahana (persero)


1. Komposisi dan proses pembuatan bahan peledak Emulsi Curah tipe air dalam minyak (2000)

2. Merk Dahana (2000)

3. Merk Danfo (2004)

4. Merk Dabex (2004)

5. Merk Dayagel (2004)

6. Merk Dayadet (2006)

7. Selongsong Bahan Peledak Seismic (2006)

8. Alat Pencampur Bahan Peledak Dengan Aliran Udara Bertekanan
posted by kholifaur @ 06.10   0 comments
Palapa Oath (General Gadjah Mada): Sira Gadjah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gadjah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa" That was He Gadjah Mada General of Mangkubhumi wouldn't have broken the fast. He Gadjah Mada, "Had I conquered the archipelago, then I'd have broken the fast, Had I conquered Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, by then, I'd have broken the fast"
 
About Me

Name: kholifaur
Home: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
About Me: Menyukai dunia militer dari segala aspek, perkembangannya baik di dalam dan luar negeri
See my complete profile
Previous Post
Archives
Free Blogger Templates