Sabtu, 27 Desember 2008
BOM LATIH DARI JAWA TIMUR


Bom latih P-100 buatan CV. Sari Bahari Malang, Jawa Timur ini merupakan hasil pengembangan Dislitbang AU untuk menggantikan bom sejenis buatan Rusia, OFAB 100-125.

CV. Sari Bahari saat ini telah memproduksi sepuluh bom latih P-100 untuk di ujicoba dalam sesi latihan pengeboman yang dilakukan TNI AU. Nantinya jika ujicoba sukses produksi bom latih ini akan diajukan pembuatannya ke Mabes TNI dan Dephan.

Dari ujicoba yang dilakukan beberapa hari lalu P-100 sangat layak digunakan oleh beberapa pesawat tempur yang dimiliki TNI AU.

Spesifikasi teknis :

Panjang total : 1130 mm
Diameter : 273 mm
Panjang Fin : 410 mm
Berat : 100 - 125 Kg
Material : Besi modular (body), Baja VCN45 (suslug), ST37 (fin)
Isian Asap : TiCl2
CG : 285 mm dari nose

Pesawat Tempur Sukhoi 27/30 Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Senin,(22/12), melaksanakan latihan uji coba penembakan air-to-ground di AWR (Air Weapon Range) Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan, dengan menggunakan jenis bom latih P-100 buatan dalam negeri.

"Saat ini, pihak produsen telah memproduksi sepuluh bom latih P-100. Dari sepuluh itu, enam kita ujicoba dalam dua hari ini. Sedangkan empat akan dijadikan protipe, untuk diajukan ke Mabes TNI AU, Mabes TNI dan Dephan," kata Komandan Skadron Udara 11 Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Letkol Pnb Iko Putra kepada ANTARA News di Jakarta.

Ia mengatakan, dari ujicoba tersebut bom latih P-100 sangat layak digunakan atau dipasangkan di Sukhoi SU-27SK dan SU-30MK. "Mungkin setelah dievaluasi lebih lanjut, bom jenis ini akan kami gunakan terutama untuk latihan," ujarnya, menambahkan.

Bom latih P-100 merupakan hasil kerjasama Dislitbang AU dengan CV. Sari Bahari Malang, Jawa Timur.

Bom tersebut memiliki panjang 1.130 milimeter, berat 100-125 kilogram, dan diameter 273 milimeter. Bom itu dibuat dari bahan besi nodular untuk bodi, baja VCN 15 untuk suslug (cantelan untuk dipasang di pesawat), dan ST-37 untuk bagian ekor, dengan panjang 410 milimeter. Setara dengan bom buatan Rusia, OFAB 100-125.

Latihan uji coba senjata yang dilaksanakan selama dua hari tersebut, disaksikan langsung oleh Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Yushan Sayuti dan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI IB.Putu Dunia , para pejabat Staf Koopsau II, Lanud Sultan Hasanuddin serta beberapa pejabat Staf dari Mabes TNI Angkatan Udara di lokasi penembakan AWR Takalar.

Adapun para penerbang Sukhoi yang terlibat dalam kegiatan latihan antara lain Komandan Wing 5 Kolonel Pnb Arief Mustofa, Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb W Iko Putra, Mayor Pnb Yosta Riza, Mayor Pnb Untung S dan Mayor Pnb David Tamboto.
posted by kholifaur @ 00.57   0 comments
Jumat, 12 Desember 2008
Panser Canon 90 mm Pindad


Sukses dengan keberhasilan Panser 6x6 Anoa, akhirnya Pindad berhasil merelease prototype panser taktis varian canon sesuai dengan jadwal. Panser ini merupakan proyek pengembangan panser Pindad sebelumnya.

Dirut PT. Pindad, Adik A. Sudarsono sebelumnya pernah melontarkan hal ini bulan Agustus 2008 lalu. Beliau pernah mengatakan akan membuat panser versi tactical armor berbasis panser angkut pasukan sedang (APS) 6x6. "Prototype-nya akan kami tampilkan di Indo-Defence 2008", ujarnya.



Design requirement didapat dari hasil rumusan antara Dephan dan TNI AD. PT. Pindad berharap akan ada pesanan untuk varian ini, paling tidak cukup untuk economical production (15 unit).

Sistem turet canon panser ini menggunakan CSE-90/MK-III buatan CMI Defense, Belgia. CSE-90 berkaliber 90mm ini juga dilengkapi dengan senapan mesin coaxial 7,62mm.
Sedangkan untuk perangkat komunikasi menggunakan Intercom set VHF/FM dengan fasilitas anti-jamming dan berkemampuan hopping channel.

Selain itu panser ini juga didukung peralatan pertempuran lainnya, seperti : Night Vision Google (NVG), GPS, dan perangkat sensor senjata.
posted by kholifaur @ 16.55   0 comments
PT44Maesa High Mobility Truck, Buatan Anak Bangsa


Rantis Angkut Personel MAESA-PT44

Rantis (Kendaraan Taktis) MAESA PT44 buatan asli putra Indonesia ini, dirancang sebagai kendaraan angkut personel dan artileri carier yang mampu bermanuver di segala medan. Salah satu perancangnya, Mr. Sharsono, perancang ISS (Independent Suspension System) dan rangka/ casis memberikan keterangan seputar rantis hasil rancangannya.

Full Independent Suspension System

MAESA Series “0” adalah Truk Segala Lapangan yang khusus di rancang dan dibuat untuk mengangkut barang dan pasukan.
Maesa memiliki daya angkut sebesar 4000 Kg. Sistim suspensi bebas yang dipasang pada ke empat roda Maesa membuat kendaraan taktis ini dapat melaju 1.5 kali lebih cepat dalam melintasi ladang dan jalanan rusak dibanding dengan kendaraan yang serupa dalam bobot, tenaga dan besar ban yang sama namun menggunakan sistim suspensi konvensional (Pegas daun dan Rigid Axel).

Rongga dibawah truk sangat leluasa dan tinggi berkat penggunaan sistim suspensi bebas, berbeda dengan truk yang menggunakan sistim suspensi konvensional dimana gandarnya menonjol keluar dibawah kendaraan, mengurangi keleluasaan bergerak di luar jalan atau dijalan yang rusak karena rawan terhadap benturan dengan batu-batu atau benda-benda besar yang merintangi jalan.

Bak pengangkut barang dilengkapi dengan bangku duduk yang terbuat dari pilihan besi atau kayu keras sebagai tempat duduk pasukan beserta perlengkapannya. Bagian atas bak barang dilengkapi dengan kerangka besi kokoh dan tertutup terpal untuk melindungi penumpang dari hujan dan teriik matahari.

Sistim Suspensi Bebas buatan Pacific Technology IAD.

Sistim suspensi bebas buatan Pacific Technology IAD ini sudah lama dikenal di dunia dan dianggap unggul. Konfigurasi yang terencana dan sangat maju telah banyak meredam getaran dan goncangan yang ditimbulkan oleh jalanan, menciptakan tidak hanya stabilitas kendaraan, tetapi juga kenyamanan pengendaranya.

Sasis sengaja dibuat sekaku mungkin guna menghilangkan puntiran pada sasis, dan dikombinasikan dengan tingginya kelenturan suspensi yang bergerak masing-masing secara terpisah maka Maesa berhasil menciptakan performa kendaraan yang sangat baik dalam menjelajahi medan jalan yang sangat buruk.

Standard kelenturan suspensi, adalah kemampuan suspensi untuk bergerak keatas dan kebawah. Sistim suspensi bebas buatan Pacific Technology memiliki standard kelenturan sebesar 250mm.



Namun Maesa telah dilengkapi dengan sistim suspensi berstandard 300mm, dan sebagai akibatnya, kendaraan jadi lebih mampu meredam semua kejutan-kejutan yang dilemparkan jalanan sambil kendaraan tetap dapat mempertahankan kontak dengan jalanan secara optimal dan tetap stabil, walaupun disaat kendaraan harus melakukan manuver yang berat.

Kendaraan bersuspensi bebas ini memiliki keunggulan dalam traksi dan kecepatan dibanding dengan kendaraan bersuspensi konvensional.

Kesimpulannya sistim suspensi bebas pada Maesa 4X4 membuat penapakan roda kejalan menjadi lebih rekat, meningkatkan traksi terutama disaat-saat kondisi rawan dan licin. Stabilitas kendaraan sangat baik dan pengemudi dapat dengan mudah membaca situasi jalanan karena sifat kendaraan yang mudah diprediksi.

Banyak kecelakaan terjadi dengan truk yang menggunakan sistim suspensi konvensional, karena plintiran sasis membuat pengemudi kurang cepat menyadari bahwa bagian belakang truk berada pada posisi kritikal, dan telat melakukan tindakan koreksi ketika menyadarinya. Dengan sistim suspensi bebas dan chassis kaku, plintiran sasis yang berbahaya
bagi keamanan kendaraan berhasil dihilangkan.



Stabilitas Maesa sangat tinggi dalam kelasnya karena pusat gravitasi yang rendah dan jarak kaki yang cukup lebar. Penggunaan Independent suspension axel membuat rongga bawah kendaraan menjadi lebih datar, mengurangi coefficient drag sebesar 10% dibanding truk dengan suspensi dan axel konvensional. Datarnya dasar kendaraan juga membantu mengurangi turbulent angin yang dapat mengganggu stabilitas kendaraan pada kecepatan tinggi.

Kekakuan sasis dan body yang sangat tinggi telah pula membantu mengurangi getaran mesin di dalam kabin. Tingkat kekakuan sasis yang terbuat dari bahan baja berdaya tahan tinggi - dipadu desain dari frame yang kokoh pada suspensi dan axel, memberikan kekuatan sekaligus performa lincah.

Stabil, responsif dan ringkas adalah tujuan arsitektur suspensi Maesa PT44.

Suspensi depan Double wishbone double coil over shock di andalkan karena responsif, stabil dan terbukti berhasil mengurangi getaran mesin serta jalanan secara efektif. Suspensi belakang terbuat dari bahan dan sistim yang sama, memungkinkan terciptanya ruang kargo belakang dengan lantai yang rata dan lapang serta tumpakan yang nyaman, sangat ideal untuk mengangkut pasukan, dan barangs-barang yang tidak tahan banting, seperti mesiu, peralatan laboratorium dan electronics.
posted by kholifaur @ 16.42   0 comments
Tingkatkan Kualitas Radar, Lapan Gaet Jepang
PERKEMBANGAN teknoIogi penginderaan jarak jauh Indonesia, dari tahun ketahun terus menunjukkan kemajuan. Terbukti dari keberhasilan sejumlah peneliti Indonesia khususnya dari lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) membangun sebuah satelit, bekerjasama dengan para peneliti dari Jerman TU Delft.

Belum lagi fasilitas The Equatorial Atmosfphere Radar (EAR) yang bertempat di stasiun Radar Atmosfer Khatulistiwa di Kototabang, Bukit tinggi, Sumatera Barat"yang oleh dunia dinobatkan sebagai radar terbesor ketiga di dunia.

Akan tetapi, tentulah keberhasilan tersebut belum cukup memuaskan. Perkembangan teknologi yang berjalan dengan sangat cepat, memaksa para peneliti Indonesia untuk ikut berkompetisi dalam banyak hal, termasuk dengan meningkatkan kualitasnya agar tidak tertnggal dengan peneliti-peneliti dari negara lainnya.

Menyadari pentingnya peningkatan kualitas SDM demi menghasilkan penelitian-penelitian yang memlliki nilai kompetisi. Lapan pun selanjutnya menjalin kerjasama dengan sejumlah negara, seperti Jerman dan Jepang,yang kesemuanya tertuang dalam berbagai kegiatan.

Salah satunya dengan para peneliti asal Jepang, Research Institute for Sustainable Humanosphere dari Universitas Kyoto yang tertuang dalam sejumlah kegiatan seperti kerjasama penelitian, seminar dan pelatihan. Kegiatan terbaru ialah pagelaran simposium bertemakan "Cloud Science and Radar ObservatiOn of the Atmosphere" yang berlangsung sejak Senin (11/8) hingga Jumat (15/8) hari ini di Kantor Lapan, Bandung, Jawa Barat.

Seperti yang tertulis dalam siaran pers yang diterima Jurnal Nasional, simposium tersebut salah satu tujuannya adalah berperan sebagai wadah pertemuan bagi para peneliti yang bergerak di bidarng pengkajian radar atmosfir dikedua negara.

Harapannya dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan SDM peneliti Indonesia dalam melakukan praktik pengukuran parameter atmosfer dengan radar (Radar Atmosfer Khatulistiwa atau EAR).
posted by kholifaur @ 16.31   0 comments


TIDAK hanya bahan bakar berbahan baku plankton yang dinamai Bahan Bakar Nusantara asal Yogyakarta dan padi merah putih yang ditemukan BSW Adji Koesoemo atau akrab dipanggil Bung AK. Pria yang diberitakan didatangi seorang anggota tentara pemerintah RRC berpangkat Kolonel untuk diajak mengembangkan temuannya ke China itu juga berhasil mengembangkan prototipe Panser listrik.

Prototype Panser Listrik yang pengembangannya mendapat bantuan dari Sekolah Tinggi Angkatan Laut (STAL) Surabaya itu diperkenalkan ke publik beberapa hari lalu bersamaan dengan peringatan 100 Tahun Kebangkitan Reformasi dan 10 Tahun Reformasi di Gedung Jogja Expo Center (JEC). Bukan hanya Panser Listrik, Bung AK bersama Tim Indonesia Bangkit yang dipimpinnya juga memperkenalkan mobil berbahan energi listrik non generator di depan seribuan warga Yogya yang mengikuti senam sehat yang digelar Tim Indonesia Bangkit di JEC.

Keunggulan panser listrik maupun mobil berbahan bagi energi listrik tersebut tertenaga listrik yang tidak perlu lagi diisi ulang, tetapi energi listrik jalan terus yang cara kerjanya mirip dengan kerja dinamo untuk menghasilkan lampu pada sepeda onthel.

"Meski masih belum sempurna, ke depan Panser Listrik ini akan kami kembangkan menjadi kendaraan taktis (rantis) untuk operasional TNI/Polri agar kedaulatan pertahanan dan keamanan bisa terwujud di bumi pertiwi ini,"kata Bung AK di sela-sela memperkenalkan prototipe Panser Listrik yang dikerjakan selama sebulan, yang dibantu pihak STAL untuk perlengkapan persenjataan meriam berbasis komputer.

Selain itu, kata Bung AK, Sabtu (22/5), rantis yang listriknya tidak perlu di-charge lagi bisa dipakai untuk keperluan lain selain untuk menjalankan rantis karena listrik yang dihasilkan pada rantis mencapai 40.000 watt. Misalnya untuk perbaikan jembatan yang putus, listrik pada rantis ini bisa dipakai untuk ngelas, bisa juga untuik ngejam sinyal HP, HT, saluran televisi.

Menyinggung pengembangan listrik non generator tersebut, salah satu cicit Raja Kasultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono VII ini mengaku sudah diujicoba dipakai untuk penerangan berkuatan 40.000 watt di Pesantren Istiqomah, Palbapang, Bantul, Yogyakarta.

"Obsesi saya dari Tim Indonesia Bangkit nantinya setiap Kepala Keluarga bisa mendapatkan daya 5.000 watt listrik non generator ini," katanya. Mengenai sosok Adjikoesoemo sebagai penemu BBM dari biota laut yang diberi nama Bahan Bakar Nusantara (BBN) pernah diberitakan Tribun edisi awal Desember 2007 lalu. Saat itu, tepatnya pada 29 November 2007 Bung AK melakukan sosialisasi BBN berupa bensin yang per liternya hanya Rp 1.500 di Gedung DPRD DIY, disaksikan Ketua Dewan DIY Djuwarto.

Namun sungguh disayangkan, pemerintah tidak meresponnya. Belakangan ini, kata Bung AK , beberapa tokoh politik dan pemerintah mencoba mendekati pihaknya dengan tujuan agar BBN bisa digunakan sebagai alat kampanye.

"Sudah tentu kami menolak secara tegas. Karena sejak awal telah kami sampaikan BBN tidak akan kami produksi sendiri melainkan akan kami serahkan kepada pemerintah yang betul-betul bisa kami percaya dan teguh memegang amanat untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," ujar Bung AK yang emoh disebut Superman karena kemampuannya menciptakan berbagai produk unggulan strategis.

"Saya bukan Superman, tapi Supertim," ujar Bung AK yang juga dikenal sebagai penemu padi beras merah putih yang kini bibitnya kini sudah disosialisasikan kepada para petani di berbagai daerah. Untuk mewujudkan semua obsesinya tersebut, penggagas gerakan Tim Indonesia Bangkit ini meminta dukungan masyarakat luas.

Melalui konsep 5 Kedaulatan yang dikuasainya ia mengaku siap untuk maju ke kancah kepemimpinan nasional. Kelima konsep Kedaulatan itu meliputi Kedaulatan Pangan, Energi, Telekomunikasi, Uang, serta Kedaulatan Ketahanan dan Keamanaan Negara.
posted by kholifaur @ 16.18   0 comments
Pembidik Target Buatan LIPI
Peneliti LIPI mengembangkan pengontrol sistem optronik. Bisa dipakai pada tank, kapal perang, dan sistem pertahanan udara TNI.

Ini adalah satu di antara seratus invensi yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) selama tiga hari belakangan (4-6/8), berkaitan dengan ulang tahunnya yang ke-41 sekaligus merayakan 100 tahun Kebangkitan Nasional, 10 windu Sumpah Pemuda, dan 10 Tahun Reformasi.

Terletak di sudut dalam ruang Puri Agung, Hotel Sahid, alat ini antara lain terdiri dari kamera tersembunyi dan dua layar monitor yang dilengkapi dengan tuas kontrol.

Tampilan kedua layarnya dihiasi tanda silang semacam bidikan dalam radar peralatan tempur. Setiap orang yang melintas secara tak sadar dibidiknya dengan mudah laksana sasaran musuh yang bergerak. Sejatinya, tinggal tekan tombol, kehancuran segera menyusul. Tapi, belum sejauh itu.

Alat yang jeroannya antara lain diisi dengan embedded controller berbasis komputer, ethernet buzz, dan router itu masih sebatas model. "Alat ini memang kami buat untuk bisa dipakai oleh armada pertahanan udara TNI Angkatan Darat, tank, ataupun kapal perang milik TNI Angkatan Laut," ujar Achmad Harimawan, Kepala Bidang Instrumentasi di Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi.

Senin lalu, Achmad memperkenalkan invensi itu sebagai Optronic Computer Consul Director Control Tracking. Ini seperti alat yang digunakan oleh pasukan artileri zaman dulu yang harus memutar poros meriam atau peluncur roketnya demi membidik pesawat musuh yang melesat di langit. Bedanya, alat ini terkomputerisasi dan bisa dikendalikan dari jarak jauh.

Sistem pengontrol dan pengukur jarak ini tergolong invensi yang sudah disiapkan sejak lama, meskipun baru dikembangkan setahun lalu. "Ini bukan invensi yang lahir dari ide sesaat," kata Achmad sembari menambahkan, "Kami sudah sampai pada uji lapangan dan tahun depan tinggal melengkapinya dengan laser pengukur jarak serta kamera inframerah."

Menurut Achmad, Optronic Computer Consul dari pusat penelitian yang berbasis di Serpong, Banten, ini sangat pas untuk menggantikan komponen serupa seperti LIOD (Light Optronics Director) buatan Belanda yang sampai sekarang masih diandalkan di kapal-kapal perang Indonesia.

Survei sudah dilakukan dan diskusi dengan pihak terkait di TNI juga sudah dijalankan sejak awal. Hasilnya, sistem pengontrol dan pengukur jarak ini berpotensi menggantikan alat yang sekarang ada. Selain tidak kalah dalam hal presisi dan kecepatan tracking, harganya pun akan jauh lebih murah.
posted by kholifaur @ 16.05   0 comments
Kamis, 11 Desember 2008
Kapal bersayap WiSE 8, satu lagi dari BPPT
(Belibis 1)

Jakarta, Kompas - Hasil riset rancang bangun Kapal Bersayap WiSE-8, sarana transportasi air antarpulau yang mampu terbang dengan ketinggian khusus 1-3 meter di atas permukaan air oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT, dipesan investor. Hal ini bagian dari Program Pendamping Entrepreneurship atas prakarsa Ciputra—penerima gelar Perekayasa Utama Kehormatan BPPT.

”Prototipe Kapal Bersayap WiSE-8 (Wing in Surface Effect-8) yang sudah diuji berkapasitas delapan tempat duduk. Sementara pesanan investor itu 22 tempat duduk,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPPT Wahono Sumaryono, Jumat (7/11) di Jakarta.

Wahono mengatakan, keterbatasan tempat duduk pada Kapal Bersayap WiSE-8 hanya karena persoalan efisiensi dana riset. ”Saat ini masih dibahas mengenai kebutuhan investasi untuk mengembangkan kapal bersayap dengan 22 tempat duduk. Investor itu bersedia mendanainya,” kata Wahono, yang memprediksikan riset pengembangannya dapat diselesaikan dalam setahun.

(Belibis 2)

Efek pemampatan

Kapal Bersayap WiSE menggunakan teknologi pemanfaatan efek pemampatan udara permukaan yang terjadi pada obyek yang terbang rendah. Kecepatan terbang Kapal Bersayap WiSE-8 maksimal 80 knot atau berkisar 144 kilometer per jam, dan tidak butuh landasan terbang di darat.

Pada Oktober 2007, Kapal Bersayap WiSE-8 model Belibis NA-5 dan NA-6 berhasil diujiterbangkan di Waduk Jatiluhur, Jabar.

Secara terpisah, Ciputra mengemukakan, komitmen memesan Kapal Bersayap itu hasil pertemuan para pengusaha dengan BPPT di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) di Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (6/11). Pada pertemuan itu hadir sekitar 20 anggota Ernst & Young Entrepreneur of The Year Academy Indonesia Chapter.
posted by kholifaur @ 08.32   0 comments
LAPAN IS AWFULLY READY TO LAUNCH SATTELITE ROCKET BOOSTER RX 420
(Roket RX 420 berdaya jelajah 120 km)

Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mempersiapkan roket generasi keenam yang merupakan bagian dari roket pengorbit satelit. Uji statik roket eksperimen generasi keenam yang berupa roket berdiameter 420 mm yang disebut Rx-420 ini akan dilaksanakan pada 16 Desember mendatang.

Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun, pekan lalu, menjelaskan, selain Rx-320 yang berhasil diluncurkan pada bulan April 2008, Rx-420 merupakan tahapan penting dalam rencana Lapan untuk mandiri dalam meluncurkan sendiri satelitnya. ”Rx-320 hingga Rx-520 merupakan propulsi utama roket pengorbit satelit mikro,” ujar Adi.

Setelah uji statik, roket yang memiliki jangkauan 120 km dan berbobot 2 ton itu selanjutnya akan menjalani uji peluncuran. Pelaksanaan peluncuran direncanakan Mei 2009.

Roket ini dapat membawa muatan 50 kg untuk sampai pada orbit yang dicapai, minimal pada ketinggian 250 km. Kecepatan horizontal roket 8 km per detik.

Pendanaan disetujui

Ketika ia memaparkan rencana tersebut, dalam rapat kerja Menristek dengan Komisi VII DPR, didapat persetujuan dari DPR untuk menambah anggaran bagi keperluan pengembangan roket tersebut.

(Satelit mikro buatan anak bangsa)

Untuk program pembuatan roket hingga peluncurannya, Lapan memerlukan anggaran Rp 30 miliar. Saat ini anggaran untuk pembangunan Rx-420 lebih lanjut dan untuk peluncurannya sedang diproses di Departemen Keuangan.

”Kalau peluncuran Rx-420 berhasil, akan dibangun roket 2 tingkat dengan diameter berturut-turut 420-320 pada akhir 2009. Setelah itu akan disiapkan roket pengorbit satelit (RPS) yang terdiri dari 4 buah propulsi 420 dan satu propulsi 320.

Roket pengorbit ini akan membawa nano satelit yang persiapannya akan memakan waktu 2 tahun. Direncanakan peluncurannya tahun 2012.

Jenis Rx-420 merupakan roket keenam yang dikembangkan Lapan selama ini. Roket generasi terdahulu berturut-turut memiliki diameter 70, 100, 150, 250, dan 320 mm. Roket yang dikembangkan Lapan sejak tahun lalu telah menggunakan bahan bakar roket atau propelan buatan sendiri, yaitu aluminium perklorat.
posted by kholifaur @ 08.08   0 comments
Jumat, 05 Desember 2008
PAL-AFV (Armoured Floating Vehicle) Tank Amfibi TNI-AL buatan anak bangsa


Sukses memodifikasi tank amfibi BTR-50 TNI-AL, kali ini PT.PINDAD bekerjasama dengan PT PAL membangun tank amfibi angkut pasukan terbaru dengan nama Armoured Floating Vehicle (PAL-AFV).

Dibangun dengan mengacu pada BTR-50PM, PAL-AFV mempunyai bentuk dan spesifikasi teknis yang tidak jauh berbeda. Perbedaan mencolok hanya pada penggunaan mesin Diesel inline 8 silinder yang dipakai, sehingga tenaga yang dihasilkan mampu mencapai 300Hp.

Kemampuan jelajahnya pun bertambah dari 400Km menjadi 480Km. Untuk kecepatan bertambah dari 50Km/jam menjadi 60Km/jam dijalan normal. Namun bobot kendaraan juga bertambah menjadi hampir 15 ton.

Untuk kemampuan daya angkut personil tidak berbeda dengan BTR-50. Yakni 3 awak tank dan 14 pasukan, dengan kemampuan operasional (endurance) selama 8 jam.

Seperti diketahui ada beberapa titik kelemahan yang kemudian dimodifikasi dari BTR-50P. Salah satunya yang krusial adalah garis air yang posisinya sejajar dengan lubang hisap mesin. Namun hal ini telah diperbaiki dan disempurnakan di tank amfibi PAL-AFV ini.

Tidak dijelaskan kapan prototypenya akan dibuat oleh PT.PINDAD, namun berdasarkan info yang diperoleh moderator dari PT.PAL di acara Indo-Defence 2008 kemarin (19-22 November 2008) mudah-mudahan 2009 nanti sudah ada realisasinya.

Hal ini juga makin memperjelas Transfer of Technology (ToT) antara RI (diwakili PINDAD) dan Korea dalam hal penguasaan teknologi suspensi dan roda penggerak rantai. Yaitu guna menunjang pengembangan panser amfibi ini (PAL-AFV), dan rencana PINDAD merealisasikan Light-tank pengganti Scorpion.
posted by kholifaur @ 19.32   0 comments
Palapa Oath (General Gadjah Mada): Sira Gadjah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gadjah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa" That was He Gadjah Mada General of Mangkubhumi wouldn't have broken the fast. He Gadjah Mada, "Had I conquered the archipelago, then I'd have broken the fast, Had I conquered Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, by then, I'd have broken the fast"
 
About Me

Name: kholifaur
Home: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
About Me: Menyukai dunia militer dari segala aspek, perkembangannya baik di dalam dan luar negeri
See my complete profile
Previous Post
Archives
Free Blogger Templates