Jumat, 25 Februari 2011
Arti sebuah battle cruiser
Sebuah harga battle cruiser, berikut data battle cruiser kelas kirov milik Russian Navy (Sumber: Wikipedia)

Displacement: 24,300 tons standard, 28,000 (full load)
Length: 252 m (827 ft)
Beam: 28.5 m (94 ft)
Draft: 9.1 m (30 ft)
Propulsion: 2-shaft CONAS, 2× KN-3 nuclear propulsion with 2× GT3A-688 steam turbines
140,000 shp[1]
Speed: 32 knots (59 km/h)
Range: 1,000 nautical miles (2,000 km) at 30 knots (56 km/h) (combined propulsion),
unlimited at 20 knots (37 km/h) on nuclear power
Complement: 710

Sensors and
processing systems:


Radars: (NATO reporting name):
Voskhod MR-800 (Top Pair) 3D search radar, foremast
Fregat MR-710 (Top Steer) 3D search radar, main mast
2 × Palm Frond navigation radar, foremast
Sonar:Horse Jaw LF hull sonar
Horse Tail VDS (Variable Depth Sonar)

Electronic warfare
and decoys: 2 x PK-2 Decoy dispensers (400 rockets)

Armament

Missiles:
• 20 x P-700 Granit (SS-N-19 Shipwreck) AShM
• 14 x SS-N-14 Silex ASW cruise missiles (Ushakov only)
• 96 S-300PMU Favorit SA-N-6 Grumble surface-to-air missiles (Ushakov, Lazarev, Nakhimov)
• 96 S-300FM (SA-N-20 Gargoyle) long-range SAM (Pyotr Velikhy)
• 192 9K311 Tor (SA-N-9 Gauntlet) point defense SAM
• 44 OSA-MA (SA-N-4 Gecko) PD SAM

Guns:
•1 x twin AK-130 130 mm/L70 dual purpose gun (2x AK-100 100 mm/L60 DP guns in Ushakov)
•8 xAK-630 six-barreled gatling 30 mm/L60 PD guns (Ushakov, Lazarev)
•6 x CADS-N-1 Kashtan gun/missile system (Nakhimov, Pyotr Velikhy)

Torpedoes and others:
• 1 x 10 RBU-1000 305 mm ASW rocket launchers
• 2 x 6 RBU-12000 (Udav-1) 254 mm ASW rocket launchers
• 10 x 533 mm ASW/ASuW torpedo tubes, Type 53 torpedo or RPK-2 Viyuga (SS-N-15) ASW missile

Armour:
76 mm plating around reactor compartment, light splinter protection

Aircraft carried:
3 helicopters

Aviation facilities:

Below-deck hangar

Battle cruiser dirancang untuk kapal perang yang bersifat ofensif bukan defensif seperti halnya korvet ataupun fregat sekalipun. Battle cruiser, lain halnya dengan Kapal Induk yang berporos pada air craft carrier dimana persenjataan dari kapal itu sendiri boleh dikata "kurang diperhatikan".

Melihat dari tingkat lethal weaponnya, saya berpendapat bahwa penggunaan battle cruiser untuk negara dengan luas teritori besar masih lebih menakutkan dari kapal induk terbaru sekalipun.

Battle cruiser mampu dijejali ratusan rudal permukaan ke permukaan dengan jangkauan antar benua seperti tipe tomahawk yang mampu melahap target sejauh 2.500 Km. Memang battle cruiser diciptakan bukan sekedar untuk perlindungan diri suatu negara melainkan juga sangat agresif untuk membumi hanguskan suatu negara dalam sekali berlayar. Kemampuan pertahanan diri dari semua bentuk serangan dari darat, laut, dan udara sekalipun mampu dipatahkan dari jarak yang sangat jauh, lain halnya dengan beberapa anti udara kelas fregat yang hanya mampu menahan gempuran udara dari jarak yang pendek tidak lebih dari 20 Km.

Melihat efek yang sangat luar biasa dari kehadiran battle cruiser, maka sebagai suatu negara maritim yang jangan hanya menunggu musuh datang, namun setidaknya mampu menghadang musuh dari jarak jangkauan yang sangat jauh benar-benar sangat diperlukan.

Apabila melihat dari bobot total full payloadnya battle cruiser kelas kirov ini sekitar 30.000 ton, maka saya optimis ke depan PT. PAL yang mampu membuat kapal tanker berbobot mati 50.000 ton, juga mampu membuat kirovnya PT. PAL. Berbekal pengalaman membuat fregat canggih, sudah sepantasnya dengan dukungan penuh pemerintah mari direncanakan pembuatan battle cruiser toh Rusia pasti bersedia memasang arsenal canggihnya. Semoga...
posted by kholifaur @ 00.00   1 comments
Kamis, 24 Februari 2011
PTDI-EADS siap buat pesawat militer C 295
(Foto: C295 AU Spanyol)

AKARTA: PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) kembali berkongsi dengan pabrikan pesawat asal Eropa, European Aeronautic Defence and Space Company (EADS)-CASA untuk membuat pesawat militer C295.

Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan saat ini pihaknya telah siap membuat pesawat C295, dan untuk tahap pertama perseroan membidik proyek pengadaan pesawat di lingkungan TNI.

“Seperti diketahui, TNI ada proyek penggantian pesawat Fokker 27, dan kami membidik proyek tersebut dengan menawarkan pesawat C295. Pembuatan akan dilaksanakan bila kontrak telah diperoleh,” ujarnya, hari ini.

Menurut Budi Santoso, komponen lokal dalam pesawat C295 lebih dari 40%, sehingga perseroan berpotensi ditunjuk langsung oleh pemerintah. Permodalan akan disediakan oleh EADS, dan PTDI akan mengerjakan pembuatan pesawatnya.

“Untuk profit sharing dengan EADS, kami masih membahasnya. Kerja sama ini kami jalin dengan EADS setelah sebelumnya sempat mengalami kerenggangan ketika pemerintah tidak melibatkan Cassa dalam proyek N250,” lanjut Budi Santoso.

C295 merupakan pesawat kemiliteran yang mampu menjalankan berbagai fungsi, terutama untuk keperluan patroli maritim. Di lingkungan NATO, pesawat ini dilengkapi dengan sistem misil terbaru antikapal selam dan kapal permukaan.

Pesawat ini juga bisa berfungsi sebagai pesawat angkut ringan, yang mampu mengangkut personil militer hingga 70 orang. Sejauh ini pesawat C295 telah dipakai di berbagai negara. NATO menggunakan pesawat ini untuk operasi militer di Irak dan Afganistan.

Budi Santoso mengatakan EADS merelokasi pabrik pesawat Casa 212 yang sebelumnya berada di Spanyol. Hal ini lantaran biaya produksi di Eropa jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan di Indonesia.

“Seluruh pabrik pembuatan pesawat itu sekarang berada di Bandung. Produksi Casa 212 dikirim ke Thailand serta Vietnam,” katanya.

PTDI memiliki kapasitas produksi sebesar 12 unit setahun untuk setiap jenis pesawat yang diproduksi.

Sejauh ini pesawat-pesawat yang diproduksi PTDI adalah N-2130, N-250, NC-212, CN-235, N-219. Pada awal berdirinya, BUMN ini menghasilkan pesawat Sikumbang, Belalang, Kunang, serta Gelatik (diproduksi dengan lisensi dari CEKOP Polandia yang sekarang dikenal dengan nama PZL).

Untuk helikopter, produksi PTDI a.l. NBO 105 (lisensi dari MBB Jerman), NBK 117, NBell 412 (lisensi dari Bell Helicopter, AS), NAS 330 Puma (lisensi dari Aerospatiale, Prancis), NAS 332 Super Puma yang merupakan pengembangan dari Puma,serta Tailboom.(er)

BISNIS
posted by kholifaur @ 23.57   0 comments
Jumat, 18 Februari 2011
Mendesaknya dibuat satu batalyon rudal permukaan
Korea Utara, negara miskin dengan jumlah penduduk sekitar 1/3 penduduk Jawa Barat, saat ini sedang menjadi sorotan dunia karena aksinya mentorpedo kapal perang jenis korvet milik Korea Selatan yang menewaskan sekitar 40 serdadu lautnya, tidak itu saja negeri ginseng bagian utara tersebut pernah membombardier perbatasan sehingga menewaskan 2 orang pasukan Korsel penjaga perbatasan.

Geram dengan ulah negara tetangganya membuat Korsel dan seterunya AS melakukan show off latihan perang skala besar di perairan perbatasan, sekitar Laut Kuning. Ulah Korsel menyulut amarah Korut yang mengancam akan melancarkan perang suci.

Melihat ancaman serius Korut membuat Korsel gentar juga, ia meminta restu Amerika untuk memberi ijin meningkatkan jelajah rudal Hyunmoonya dari sebelumnya 300 Km menjadi 1.000 Km. Memang rudal tersebut merupakan hasil lisensi dari negeri Paman Sam sehingga pengembangannya tidak dapat dilakukan sembarangan, bak gayung bersambut, akhirnya Hyunmoo mampu melesat jauh sehingga mampu menghantan Pyongyang dalam sekali enter.

Alhasil Korutpun menawarkan opsi dengan mengajak berunding Korsel dan seterusnya. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari peristiwa yang sedang hangat terjadi ini adalah bahwa betapa tingginya efek deterence yang dihasilkan oleh jangkauan suatu rudal, semakin jauh ia, maka semakin tinggi pula pengaruh tangkalnya. Saya pernah berpikir kalau peperangan masa depan tidak akan melibatkan manusia lagi, cukup dengan mengirimkan rudal-rudal jarak jauhnya yang dilengkapi hulu ledak nuklir, maka dengan sekejap hancur luluhlah suatu negara beserta isi-isinya. Mengerikan sekali memang, namun apa boleh buat dalam menghadapi musuh, segala cara akan dilakukan demi keamanan nasional (National Security).

Mudah saja dalam menggertak suatu negara sekelas Amerika dengan beberapa buah rudal balistik berhulu ledak nuklir. Berapapun pesawat tempur atau apalah yang dimilikinya, maka akan nothing apabila rudal balistik nuklir telah berbicara.

Oleh karena itu pengembangan roket eksperimen yang telah memasuki tahap ujicoba sudah sepatutnya mendapat perhatian lebih dengan mengembangkan jangkauannya menjadi 300 Km (sesuai aturan internasional untuk jangkauan rudal) dan satu hal yang utama yaitu setidaknya dapat dipandu dan dilengkapi hulu ledak.
posted by kholifaur @ 20.43   0 comments
Selasa, 15 Februari 2011
Kenapa Matra Udara Sering Dianaktirikan..
Melihat perkembangan militer di kawasan ASEAN yang sangat menggeliat akhir-akhir ini, mau tidak mau menuntut perubahan terutama dalam hal peremajaan Alutsista di tubuh TNI. Mengingat kesiapan Alutsista kita yang kurang dari 50% dengan catatan usia pakai yang sudah terlampau tua.

Konsentrasi pertahanan negara yang masih berkutat di darat membuat pertahanan nasional benar-benar sudah tidak relevan lagi dalam menghadapi serangan musuh yang sudah bertitik tolak pada kekuatan udara (Air Superiority). Seperti halnya Singapura yang luas wilayahnya tidak lebih dari luas Jawa Barat, nemun memiliki pertahanan udara yang menakutkan, mungkin apabila benar-benar terjadi bentrok konvensional dengan negri jiran tersebut, maka dengan mudahnya jet-jet super canggih mereka sekelas F-15 dan F-16 Blok-52 yang dilengkapi rudal udara ke udara maupun udara ke darat dengan proyeksi BVR (Beyond Visual Range) akan dengan mudahnya menaklukan Jakarta dari jarak yang tidak dapat dijangkau oleh alutsista apapun yang dimiliki RI saat ini, apalagi pertahanan udaranya yang cuma mampu melahap target sejauh maksimal 5 Km.

Negara ini terlampau luas wilayahnya, lebih dari 5.000 Km dari timur ke barat dan lebih dari 3.000 Km dari utara ke selatan, apalah artinya kekuatan darat ataupun laut yang mumpuni kalaupun terjadi serangan di bagian lain di negara ini dalam jangkauan yang jauh dari pusat komando, mudahnya secanggih-canggihnya kapal perang sekelas battle cruiser kelas kiev Russia akan kesulitan juga kalo terjadi "Fight" dengan Sukhoi RI apabila full loaded (bersenjata lengkap), apalagi cuma tank, jenis apapun ia tak akan sanggup menahan gempuran udara semisal Super Tucano yang segera diadposi TNI AU.

Dengan kekuatan udara yang mumpuni maka militer kita akan dengan mudah dan cepat menjangkau teritori negara kita yang sedang dimasuki musuh, saat ini era dirgantara bukannya kembali masa lalu yang berporos di darat dan dilaut. Panglima perang armada asia pasifik Jenderal Mc Arthur pun ambil bicara apabila suatu negara telah mampu menguasai kekuatan udara, maka akan dengan mudah menaklukan musuh dimanapun berada.

Keseriusan pemerintah untuk membuat hingga sepuluh skuadron Sukhoi dan 4 skuadron F-16, setidaknya untuk 5 s/d 10 tahun ke depan akan membuat daya tangkal yang luar biasa bagi musuh, apalagi ditambah beberapa unit batere rudal jarak menengah.
posted by kholifaur @ 21.35   0 comments
Jumat, 11 Februari 2011
Jangan Hanya Slogan Bisa Bikin Ini Bikin Itu..
Melihat beberapa situs militer di dunia maya nampak beberapa postingan yang menyebutkan bahwa saat ini Indonesia khususnya beberapa industri strategisnya tengah bekerjasama akan membuat alutsista dari jenis darat, laut dan udara, terdengar kabar bahwa dalam tahun 2011 PT. PAL sudah siap membangun fregat dan kapal selam, PT. DI bekerjasama dengan pabrikan Korsel akan membuat helikopter ringan dan pesawat tempur KFX generasi 4,5, begitupula PT. Pindad yang santer kabarnya bersama Lapan akan membuat rudal permukaan dengan teknologi proximity fuse yang juga dipakai pakai rudal exocet blok 2.

Saya berpendapat bahwa beberapa industri strategis tersebut nampaknya tidak berprisnsip benar-benar mandiri untuk benar-benar membangun kekuatan matra darat, laut, dan udara secara mandiri. Sebagai contoh PT. PAL yang saat ini sudah mampu membuat bulk carrier untuk pesanan MV dari Italia dan Singapura dengan bobot mati 50.000 dwt mengapa tidak mampu mengaplikasikannya ke dalam bentuk militer menjadi seperti kapal induk milik Perancis yang bobot full loadnya tidak lebih dari 45.000 dwt. Mudahnya cuma di edit dek dasarnya menjadi landasan pacu pesawat dan di hull kirinya dibuatkan semacam pusat kontrolnya (baca: kapal induk) jangan jauh-jauh dulu untuk kapal induk minimal untuk kapal induk pengangkut helikopter toh PT. DI sudah mampu membuat Super Cougar (Super Puma generasi terbaru).

Begitupula dengan PT. DI yang sudah puluhan tahun buat helikopter, tapi masih saja tidak berkembang menjadi bentuk militer, apa susahnya tinggal di edit bagian kokpit menjadi model serbu 2 pilot dan kanan-kiri bodynya dipasangin sayap buat gotong roket, senapan mesin berat, ataupun rudal sekelas AGM 114 hell fire, kenapa mereka cuma terus-menerus berkutat di model yang itu-itu saja, rasanya mereka cuma bisa bongkar pasang saja, gak usah muluk-muluk bikin yang lebih canggih, kenapa tidak bisa contoh India atau China, sesulit itukah..? atau memang tidak ada kemauan dari pemerintah untuk "Benar-benar kita itu punya kemampuan". Ada pula kabar PT. DI sudah bisa buat roket FFAR sekitar seribu unit, kenapa bodoh banget nggak tanggap untuk buat yang bisa dipandu (rudal) toh jangkauan roket tersebut sudah sama dengan Hellfirenya Amerika.

Tidak jauh berbeda dengan PT. Pindad yang cuma bisa contoh VAB Perancis tetapi gak punya kemampuan untuk modifikasi menjadi bentuk yang lebih berat/canggih semisal panser kanon yang dilengkapi turet 120 mm dan rudal anti tanknya, rasa-rasanya tidak sesulit dengan apa yang dibayangkan, kenapa sulit sekali mencontek roda rantai yang biasa dipakai di alat berat sejenis excavator terus dipasangin di Anoanya Pindad, apa memang bangsa ini sebegitu bodohnya, apa memang tidak ada kemauan..?

Setuju dengan prinsip China yaitu dengan membuat tiruan tetapi dengan mendesain ulang alias mengurangi kelemahan dan menambahnya dengan kelebihan/fitur baru, sebagai contoh rudal C-802 ternyata lebih agresif dari Harpoonnya Amerika dengan harga yang jauh lebih murah.

Semoga "Mereka" bisa berpikir untuk benar-benar mendedikasikan pengalamannya untuk membuat alutsista kita menjadi lebih disegani..
posted by kholifaur @ 20.47   0 comments
Hovercraft Kartika TNI AD
(Foto: Kartika Hovercraft saat pameran Indo Defence 2010)

Hovercraft adalah suatu kendaraan yang berjalan di atas bantalan udara (air cushion). Bantalan udara tersebut ditimbulkan dengan cara meniupkan udara ke ruang bawah kapal (plenum chamber) melalui skirt (sekat yang lentur) sehingga tekanan udara di dalam plenum chamber lebih tinggi daripada tekanan udara luar sehingga timbul gaya angkat.

Untuk menggerakkan kapal bantalan udara, digunakan gaya dorong yang diperoleh dari baling-baling seperti pada pesawat udara. Gaya angkat kapal ini bekerja pada penampang yang luas, sehingga tekanan terhadap tanah atau air (ground pressure) yang ditimbulkan tidak besar. Dengan demikian, kendaraan ini dapat berjalan di atas lumpur, air maupun daratan dengan membawa beban yang cukup berat. Karena tidak adanya kontak langsung antara hovercraft dan permukaan daratan atau air, maka hambatan yang terjadi kecil sehingga hovercraft dapat melaju dengan kecepatan tinggi.

Berbeda dengan Landing Craft Air Cushion (LCAC) yang digunakan marinir AS, Kartika menggunakan struktur material sandwich composite pada lambungnya dan open loop dengan Finger Skirt pada bantalan craftnya. Ditenagai oleh 2 buah mesin diesel berkekuatan 330Hp dengan thrust engine 2x502Hp, hovercraft ini ditengarai mampu dipacu hingga kecepatan 20-25 knot (cruising speed) dengan endurance 7 jam. Muatan maksimum yang bisa diangkut hingga 3 ton, sehingga sanggup membawa 1 mobil truck 3/4.

Hovercraft yang diberinama Kartika ini memiliki dimensi panjang 14,2m, lebar 7m dan tinggi 3,1m. Untuk propeller menggunakan variabel pitch control dengan sistem belt transmision, sedangkan daya angkatnya (lifter) dan pengendalinya memakai sistem centrifugal fan yang terhubung dengan hydraulic motor.

Fungsi utamanya untuk mengangkut pembekalan TNI. Tapi Hovercraft ini juga bisa dimanfaatkan untuk misi kemanusian, misalnya menyalurkan bantuan ke daerah-daerah yang sulit dijangkau, Hovercraft Kartika juga mampu menerjang ombak dengan ketinggian 1,2 meter.Hovercraft mampu beroperasi hingga tujuh jam, dengan bahan bakar 1,2 ton Solar, juga masih mampu menerjang ombak di atas ketinggian tersebut.

Mengenai daya angkut Hovercraft Kartika dapat mengangkut beban 5,5 ton. Meski dalam spesifikasinya tertulis 3 ton. Itu juga masih dapat ditambah.

(DitbekangAD)
posted by kholifaur @ 19.07   0 comments
Indonesia to Develop Light Attack Helicopter, Military Co-op with S Korea
(Foto: KAH Light Attack Helicopter)

JAKARTA, (Xinhua) -- Indonesia's plane company PT Dirgantara Indonesia will develop a light attack helicopter and military cooperation with South Korea, a top executive said here on Thursday.
"We are in cooperation with the Indonesian Army to develop a light attack helicopter that could be used to confront separatist and smugglers," said Budi Santoso, president director of PT Dirgantara Indonesia in a parliamentary hearing.


He said that characteristic of the helicopter is different from MI35 that is designed for opened battle in which noise is not important. "The most important element of the light attack helicopter is its low noise while flying. We don't need helicopters like MI35 that its noise could be heard from a distance of 10 kilometers," Santoso said.

He also said that the Defense Ministry and its South Korean counterpart are developing a program named the Korean Fighter Program (KFP). "This is our opportunity to upgrade our skill and to grow new expertise, mainly in engineering," he said.

According to Santoso, general lifetime of a plane is about 20- 30 years.

"However, during the lifetime, we need maybe twice or three times of upgrade on weaponry and avionic system. If we have the expertise, we could upgrade it according to our needs," he said.

(Xinhua)
posted by kholifaur @ 19.01   0 comments
Sabtu, 05 Februari 2011
KCR-641 "Clurit" Kapal Cepat Rudal Asli Batam
(Foto: KRI-641 Clurit)

BATAM – Industri shipyard di Batam mengukir sejarah baru. Kemarin (4/2) sebuah kapal perang untuk menembakkan rudal, Kapal Cepat Rudal (KCR), diluncurkan setelah hampir setahun dikerjakan. Yang membanggakan kapal berkecepatan 30 knot itu sepenuhnya dikerjakan putra-putri bangsa ini.
Menurut Kepala Dinas Pengadaan TNI AL Laksamana Pertama TNI Suryo Djati Prabowo, sebagian besar bahan kapal perang tersebut diproduksi di dalam negeri. Kapal perang itu dinama KCR-40 Clurit. “Ini satu-satunya kapal cepat rudal di Indonesia buatan anak bangsa di batam” ujar Suryo disela peluncuran kapal sepanjang 44 meter itu di PT.Palindo Marine Industry, Tanjunguncang, kemarin.

Kapal sejenis yang saat ini dimiliki Indonesia, kata Suryo, merupakan buatan luar negeri. Namun fasilitasnya tak jauh berbeda dengan KCR-40 yang sepenuhnya karya anak negeri.

Peluncuran kapal KCR-40 yang berbahan baja-alumunium itu dianggap menandai sejarah baru industri perkapalan (shipyard) di Batam. “Dengan keberhasilan ini kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu membangun dan mengembangkan alutsista secara mandiri di dalam negeri”, katanya.

Kapal yang sepenuhnya di buat di PT. Palindo Marines Industries, Batam tersebut akan dilengkapi sistem persenjataan modern. Diantaranya, sensor weapon control (sewaco), meriam kaliber 30mm enam laras sebagai close in weapon system (CIWS), dan peluru kendali.

Komandan Lanal Batam, Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto mengatakan, KCR-40 terbuat dari baja khusus pada bagian hulu (lambung). High tensile steel itu juga produk dalam negeri yang diperoleh dari PT. Krakatau Steel. Untuk bagian atas kapal tersebut menggunakan bahan alumunium alloy yang memungkinkan stabilitas dan kecepatan tinggi.

Kapal dengan sistem fixed propeller lima daun itu juga akan dilengkapi satu unit meriam enam barrel kaliber 30mm, dua unit meriam anjungan kalier 20mm, dan dua set peluncur peluru kendali C-705.

Meskipun telah diluncurkan dari galangan kapal PT. Palindo Marine Industries, KCR 40 masih akan menjalani tahap finishing berupa harbour test, yard trial test, dan sea acceptance test, “Setelah beres, kapal buatan Batam itu segera masuk jajaran operasi TNI-AL,” ujar Suryo.

Anak bangsa yang berada dibelakang proses pengerjaan KCR tersebut, menurut Direktur PT. Palindo Marines Industries Hermanto, berasal dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) di Batam. “Desain dan pengembangan ditangani sejak awal oleh putra-putri bangsa dari ITS di Batam”, katanya.(spt/jpnn/c4/soe).

(Jawa Pos)
posted by kholifaur @ 16.57   0 comments
Jumat, 04 Februari 2011
Sub Skimmer Kendaraan Tempur Bawah Air Buatan Dislitbangal
(Foto: Sub Skimmer diklaim lebih hebat dari tipe sejenis buatan Inggris)

JAKARTA (SINDO) - Sekilas rancang bangunnya serupa dengan speedboat pada umumnya. Namun, dengan teknologi dan peralatan yang melengkapinya, kendaraan tempur air buatan dalam negeri ini memiliki kelebihan yang luar biasa.

Kendaraan tempur air yang dikenal dengan nama Sub Skimmer ini merupakan kendaraan tempur air yang dapat mengapung di atas permukaan air dan memiliki kemampuan menyelam ke dalam air. Di Indonesia yang mengoperasikan kendaraan jenis ini adalah Detasemen Jala Mengakara (Denjaka) yang merupakan detasemen pasukan elit korps Marinir TNI Angkatan Laut.
Pengoperasiannya ditujukan untuk melayani kebutuhan pasukan khusus dalam menyusup ke daerah lawan, melaksanakan sabotase, dan sebagai sarana transportasi pasukan dalam jumlah terbatas. Selama ini Denjaka menggunakan kendaraan sejenis yang didatangkan dari Inggris. Namun, dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Laut (Dislitbangal) memutuskan untuk mengembangkan dan menyempurnakan kendaraan tempur air tersebut.

Bekerja sama dengan PT Prima Maritim dan Denjaka, proses perancangan, pembangunan, dan uji coba Sub Skimmer dimulai sejak awal 2009.

“Pengembangan dengan masukan-masukan dari pengguna terutama Denjaka dimulai sejak 2009,” ujar Direktur PT Prima Maritim Toto Wirawan saat pameran alat-alat pertahanan di Markas Besar TNI Cilangkap beberapa waktu lalu.

Toto menyatakan, dibandingkan dengan Sub Skimmer buatan Inggris yang selama ini dipergunakan oleh Denjaka TNI AL, produk dalam negeri ini memiliki sejumlah kelebihan.Kemampuan menyelamnya jauh lebih stabil karena dilengkapi rangka kokoh di kedua sisinya yang juga berfungsi untuk melindungi bantalan udara. “Rangka pelindung ini yang tidak dimiliki Sub Skimmer buatan Inggris,”ujarnya.

Tidak hanya itu, rangka Sub Skimmer yang dapat memuat sampai enam personel ini juga dibuat dari bahan komposit anti peluru. Dia pun mengungkapkan untuk membuatsatualatsejenismembutuhkan anggaran sekitar Rp2,5 miliar. Salah satu tim penguji Sub Skimmer dari Denjaka, Sersan Satu Imron, mengungkapkan, Sub Skimmer di permukaan dapat mencapai kecepatan hingga 25 knot.

Sedangkan dalam air mencapai kecepatan antara empat sampai lima knot dengan kemampuan menyelam sampai empat meter dan mampu bertahan di dalam air sampai delapan jam. “Untuk keperluan infiltrasi atau penyusupan sebenarnya tidak memerlukan waktu yang lama,”ujarnya. Pengembangan selanjutnya Sub Skimmer akan dilengkapi peralatan antisonar. Kendaraan ini memang sangat menjanjikan untuk dikembangkan lebih jauh dan bahkan untuk diproduksi secara massal.

Saat dipamerkan di pameran alat pertahanan di Mabes TNI akhir Januari lalu kendaraan tempur air ini menyita perhatian dari petinggi-petinggi TNI. Selain merancang Sub Skimmer, Dislitbang TNI AL juga membangun wahana Sky Diving di Brigade Infantri II Marinir Cilandak. Wahana ini berupa mesin penggerak daun propeller putaran tinggi untuk membuat udara tekanan tinggi yang digunakan sebagai sarana latihan melayang di udara sebelum melaksanakan terjun bebas di udara yang sebenarnya.

Kepala Dislitbang TNI AL Laksamana Pertama Tri Santosa juga mengungkapkan, Dislitbang TNI AL telah mengembangkan alat Reserve Osmosis untuk mengolah air laut menjadi air tawar dengan kapasitas produksi 5 ton/hari. Alat ini sudah digunakan oleh pasukan perdamaian Indonesia di Libanon. “Juga digunakan bagi prajurit yang bertugas pengamanan pulau terluar di Pulau Nipah,”katanya. (pasti liberti)

(Seputar Indonesia)
posted by kholifaur @ 19.33   0 comments
Palapa Oath (General Gadjah Mada): Sira Gadjah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gadjah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa" That was He Gadjah Mada General of Mangkubhumi wouldn't have broken the fast. He Gadjah Mada, "Had I conquered the archipelago, then I'd have broken the fast, Had I conquered Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, by then, I'd have broken the fast"
 
About Me

Name: kholifaur
Home: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
About Me: Menyukai dunia militer dari segala aspek, perkembangannya baik di dalam dan luar negeri
See my complete profile
Previous Post
Archives
Free Blogger Templates